Pengertian Illegitiem
Istilah illegitiem berasal dari bahasa Latin, yang berarti “tidak sah” atau “tidak sesuai hukum.” Dalam konteks hukum, illegitiem digunakan untuk merujuk pada sesuatu yang bertentangan dengan hukum, aturan, atau norma yang berlaku. Contoh penerapan istilah ini mencakup anak illegitiem (anak tidak sah), tindakan hukum yang illegitiem (tidak sah), atau perjanjian yang batal demi hukum karena bertentangan dengan undang-undang.
Konsep Illegitiem dalam Hukum Perdata dan Pidana
1. Hukum Perdata
- Anak Illegitiem: Dalam hukum perdata, anak illegitiem biasanya merujuk pada anak yang lahir di luar perkawinan sah. Di Indonesia, perlakuan hukum terhadap anak illegitiem diatur dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010. Anak illegitiem tetap memiliki hak keperdataan terhadap ibunya, tetapi hubungan hukum dengan ayah biologisnya bergantung pada pengakuan atau putusan pengadilan.
- Perjanjian Illegitiem: Perjanjian yang bertentangan dengan hukum, moral, atau kebiasaan yang baik dianggap illegitiem dan dapat dibatalkan (Pasal 1335 dan Pasal 1337 KUHPerdata).
2. Hukum Pidana
- Dalam hukum pidana, tindakan illegitiem merujuk pada perbuatan yang melanggar hukum pidana, seperti pencurian, penipuan, atau pelanggaran lainnya. Istilah ini digunakan untuk menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak hanya tidak sah secara hukum, tetapi juga melanggar norma sosial.
Implikasi Hukum dari Status Illegitiem
1. Hak Waris
Anak illegitiem sering kali menghadapi kendala dalam mendapatkan hak waris, terutama jika ayah biologisnya tidak mengakui hubungan tersebut. Dalam beberapa kasus, hukum memberikan jalan untuk anak illegitiem menuntut hak waris melalui pengadilan.
2. Keabsahan Perjanjian
Perjanjian yang dianggap illegitiem karena bertentangan dengan hukum atau moral tidak memiliki kekuatan hukum dan dianggap batal sejak awal.
3. Sanksi Pidana
Dalam kasus pidana, tindakan illegitiem dapat menyebabkan pelaku dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
Masalah yang Sering Terjadi Terkait Illegitiem
1. Ketidakpastian Status Anak
Anak illegitiem sering menghadapi diskriminasi sosial dan hukum, terutama dalam mendapatkan pengakuan ayah biologis dan hak waris.
2. Perjanjian yang Dibatalkan
Banyak kasus di mana perjanjian dianggap batal demi hukum karena isi atau tujuannya bertentangan dengan undang-undang atau moral yang berlaku, misalnya perjanjian untuk melakukan tindakan ilegal.
3. Kesenjangan Perlakuan Hukum
Anak illegitiem sering kali tidak mendapatkan perlakuan hukum yang setara dengan anak sah, meskipun Mahkamah Konstitusi telah memberikan hak keperdataan bagi anak yang lahir di luar perkawinan.
4. Sengketa Hak Waris
Status illegitiem sering kali menjadi sumber sengketa hak waris di antara keluarga, terutama jika tidak ada pengakuan atau wasiat yang jelas.
5. Kesalahan Interpretasi Hukum
Banyak pihak yang salah memahami atau menggunakan istilah illegitiem untuk menyebut sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan hukum, sehingga menimbulkan masalah dalam penegakan hukum.
Kesimpulan
Istilah illegitiem memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek hukum, termasuk hukum perdata dan pidana. Meskipun ada perkembangan hukum yang memberikan perlakuan lebih adil bagi anak illegitiem, banyak tantangan yang masih harus dihadapi, terutama terkait diskriminasi sosial dan sengketa hukum. Dalam konteks perjanjian dan tindakan hukum lainnya, penting untuk memastikan bahwa semua perjanjian dan tindakan dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku agar tidak dianggap illegitiem.
Upaya untuk memahami dan mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan istilah ini memerlukan kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat, termasuk legislator, pengadilan, dan masyarakat luas.